8 Daftar Perusahaan Terbesar Israel, Nomor Satu Bernilai Setengah Kuadriliun

8 Daftar Perusahaan Terbesar Israel, Nomor Satu Bernilai Setengah Kuadriliun

Genosida yang dilancarkan Israel ke Palestina berdampak pada iklim industri. Banyak perusahaan menghadapi ancaman boikot, termasuk perusahaan-perusahaan besar.

Aksi unjuk rasa di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (15/12).

 - Seruan boikot terhadap produk-produk yang mendonasikan keuntungan atau terafiliasi dengan Israel terus dilakukan. Bahkan, MUI juga mengharamkan produk Israel.

Aksi boikot menjadi jalan paling mudah untuk mendukung Palestina yang sudah dijajah berkepanjangan oleh negara zionis tersebut.

Daftar perusahaan terbesar Israel pun menjadi sasaran boikot, selain perusahaan makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Berikut adalah delapan daftar perusahaan terbesar Israel yang juga terancam diboikot. 

1. Mobileye – USD 29,43 Miliar (Rp459 triliun)

Kendati mendukung Israel dalam perang melawan Hamas dan perebutan Jalur Gaza, perusahaan tekonologi yang fokus pada penyetiran otomatis Mobiliye mendesak agar Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mundur dari pemerintahan. Desakan penggulingan Netanyahu ini juga datang dari pengusaha Israel lainnya, Amron Shashua. 

Manajemen Mobileye menilai perdana menteri telah gagal menghentikan serangan Hamas sehingga kota-kota di Israel juga menjadi korban.

"Kita harus memotong kerugian kita dan melakukannya dengan cepat. Satu-satunya solusi untuk situasi saat ini di Israel adalah mengganti pemerintah, dan itu perlu segera terjadi," tulis Shashua dalam sebuah opini di harian keuangan Calcalist.

2. Check Point Software – USD 16,23 Miliar (Rp172 triliun)

Check Point Software memimpin penyediaan sistem keamanan siber di seluruh dunia. Perusahaan Israel ini juga terafiliasi dengan Amerika Serikat. Perusahaan mengeluarkan pernyataan bahwa Israel telah mengalami lonjakan serangan siber sejak serangan 7 Oktober 2023 lalu oleh Hamas, tetapi Check Point Software Technologies (CHKP. O).

Kendati demikian, perusahaan diprediksi bakal mendulang untung besar dari kasus ini. Gil Shwed, CEO perusahaan yang berbasis di Israel, mengatakan 98% pelanggannya berada di luar Israel.

3. Bank Leumi – USD 12,07 Miliar (Rp168 triliun)

Menjadi bank terbesar di Israel, Bank Leumi tidak bisa menghindari kerugian akibat perang yang dilancarkan negaranya ke Palestina. Bank Leumi (LUMI.TA) mengatakan pihaknya akan memposting provisi kerugian pinjaman hingga 1,1 miliar shekel atau USD 270 juta pada kuartal ketiga untuk melindungi diri dari konsekuensi perang Israel dengan Hamas.

Bank terbesar Israel ini mengatakan konflik telah mengakibatkan peningkatan tajam dalam ketidakpastian ekonomi dan peningkatan risiko yang berhubungan dengan indikator ekonomi utama dari aktivitas keuangan di Israel, termasuk risiko penurunan peringkat kredit.

4. NICE – USD 10,64 Miliar (Rp166 triliun)

Sama seperti Check Point, NICE merupakan salah satu perusahaan perangkat lunak terkemuka di Israel. Perusahaan yang fokus pada pembuatan softwere sebagai solusi kebutuhan konsumen ini juga diperkirakan akan mengalami kerugian akibat perang. Kendati demikian, NICE belum secara terbuka menyatakan sikapnya terhadap pemerintah Israel. 

5. Bank Hapoalim – USD 10,55 Miliar (Rp 164 triliun)

Bank Hapoalim (POLI.TA), bank terbesar Israel dengan kredit kepada publik, mengatakan memperoleh laba bersih 1,92 miliar shekel (USD 515 juta) pada kuartal kedua, naik 43% dari tahun sebelumnya. Itu menghasilkan pengembalian ekuitas sebesar 15,8% pada Juli 2023 lalu. Tren positif ini diperkirakan turun sebagai efek dari perang. 

6. Teva Pharmaceutical Industries – USD 10,14 Miliar (Rp158 triliun)

Teva Pharmaceuticals telah mengembangkan dan memproduksi obat-obatan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup manusia selama lebih dari satu abad. Perusahaan ini ingin menjadi pemimpin global dalam obat-obatan generik dan khusus dengan portofolio 3.500 produk. Sekitar 200 juta orang di seluruh dunia pernah minum obat Teva setiap hari. 

7. Mizrahi-Tefavot – USD 9,09 Miliar (Rp142 triliun)

Sektor perbankan merupakan bisnis yang berkembang pesat di Israel. Tiga di antaranya bahkan masuk dalam list perusahaan besar di negara zionis tersebut. Mizrahi-Tefavot menjadi bank yang fokus dalam penyediaan kredit perumahan. 

8. ZIM Integrated Shipping Services – USD 8,63 Miliar (Rp112 triliun)

Terakhir, ZIM merupakan salah satu perusahaan kargo terbesar dunia yang digawangi oleh Israel. Perusahaan ini menyediakan jasa pengiriman mulai dari rute darat, laut, dan udara ke seluruh dunia. 

8 List of Israel's Biggest Companies, Number One Worth Half a Quadrillion

The genocide that Israel launched against Palestine had an impact on the industrial climate. Many companies face the threat of boycotts, including large companies. 

Demonstration in front of the United States Embassy building in Jakarta, Friday (15/12). 

Suara.com - Calls for a boycott of products that donate profits or are affiliated with Israel continue to be made. In fact, MUI also forbids Israeli products. 

Boycotting is the easiest way to support Palestine, which has been colonized for a long time by the Zionist state. 

A list of Israel's largest companies were also targeted for boycotts, in addition to food and other daily necessities companies. The following is a list of eight of Israel's largest companies that are also threatened with boycott. 

1. Mobileye – USD 29.43 Billion (Rp. 459 trillion)

Despite supporting Israel in its war against Hamas and the seizure of the Gaza Strip, the automated driving technology company Mobiliye is urging Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu to step down from government. Calls for Netanyahu's ouster also came from another Israeli businessman, Amron Shashua. 

Mobileye management believes that the prime minister has failed to stop Hamas attacks so that cities in Israel have also become victims. 

"We must cut our losses and do it quickly. The only solution to the current situation in Israel is to change the government, and that needs to happen soon," Shashua wrote in an opinion piece in the financial daily Calcalist. 

2. Check Point Software – USD 16.23 Billion (Rp. 172 trillion)

Check Point Software leads the delivery of cybersecurity systems worldwide. This Israeli company is also affiliated with the United States. The company issued a statement that Israel has experienced a spike in cyber attacks since the October 7, 2023 attack by Hamas, but Check Point Software Technologies (CHKP.O). 

However, it is predicted that the company will gain large profits from this case. Gil Shwed, CEO of the Israel-based company, said 98% of its customers are outside Israel. 

3. Bank Leumi – USD 12.07 Billion (Rp. 168 trillion)

Being the largest bank in Israel, Bank Leumi could not avoid losses due to the war launched by its country against Palestine. Bank Leumi (LUMI.TA) said it would post a loan loss provision of up to 1.1 billion shekels or USD 270 million in the third quarter to protect itself from the consequences of Israel's war with Hamas. 

Israel's largest bank said the conflict had resulted in a sharp increase in economic uncertainty and increased risks related to key economic indicators of financial activity in Israel, including the risk of a credit rating downgrade. 

4. NICE – USD 10.64 Billion (Rp. 166 trillion)

Just like Check Point, NICE is one of the leading software companies in Israel. This company, which focuses on making software as a solution to consumer needs, is also expected to experience losses due to the war. However, NICE has not publicly stated its position towards the Israeli government. 

5. Bank Hapoalim – USD 10.55 Billion (Rp. 164 trillion)

Bank Hapoalim (POLI.TA), Israel's largest bank with public credit, said it earned a net profit of 1.92 billion shekels (USD 515 million) in the second quarter, up 43% from a year earlier. That generated a return on equity of 15.8% last July 2023. This positive trend is expected to decline as an effect of the war. 

6. Teva Pharmaceutical Industries – USD 10.14 Billion (Rp. 158 trillion)

Teva Pharmaceuticals has developed and manufactured medicines to help improve the quality of human life for more than a century. The company aims to become a global leader in generic and specialty medicines with a portfolio of 3,500 products. About 200 million people worldwide take Teva medication every day. 

7. Mizrahi-Tefavot – USD 9.09 billion (Rp. 142 trillion)

The banking sector is a fast-growing business in Israel. Three of them are even included in the list of large companies in the Zionist country. Mizrahi-Tefavot is a bank that focuses on providing housing loans. 

8. ZIM Integrated Shipping Services – USD 8.63 Billion (Rp. 112 trillion)

Finally, ZIM is one of the world's largest cargo companies which is fronted by Israel. This company provides shipping services ranging from land, sea and air routes throughout the world.