Mengenal Suku Bajau di Filipina, Suku 'Putri Duyung' Bisa Menyelam 5 Jam, Ternyata Karena Ini
- Kebanyakan orang hanya bisa menahan napas di dalam air selama beberapa detik atau beberapa menit.
Namun, suku bernama Bajau di Filipina mampu berenang dan menyelam di kedalaman 79 meter di bawah permukaan laut hingga 13 menit.
Suku itu pun dikenal dengan suku "putri duyung".
Melansir artikel eva.vn, kemampuan yang dimiliki masyarakat Suku Bajau bukan sekedar hasil dari proses latihan.
Masyarakat Suku Bajau telah mengembangkan adaptasi khusus terhadap gaya hidup yang berhubungan dengan laut.
Mayarakat Suku Bajau secara tradisional hidup nomaden di rumah perahu. Mereka memanfaatkan kekayaan sumber laut di sekitar perairan Filipina, Malaysia, dan Indonesia.
Selama abad ke-20, beberapa penduduk Suku Bajau menetap di pesisir dengan tetap menjalani gaya hidup subsistem berdasarkan metode penangkapan ikan tradisionaal mereka.
Mereka ikut serta dalam kegiatan berburu dan memancing untuk kebutuhan makan.
Pada hari-hari biasa, orang Bajau menghabiskan total 5 jam di bawah air, di mana mereka memiliki kendali penuh atas lingkungannya.
Satu-satunya peralatan yang mereka gunakan hanyalah kacamata kayu buatan tangan dan speargun.
Untuk memfasilitasi gaya hidup menyelam bebas, beberapa orang Bajau telah menusuk gendang telinga mereka guna menahan tekanan kuat di bawah air.
Imran Lahassan, seorang pria Bajau, mengatakan kepada The Guardian, "Anda mengalami pendarahan dari telinga dan hidung, dan Anda harus berbaring selama seminggu karena pusing. Lalu Anda bisa menyelam tanpa rasa sakit".
Orang Bajau yang menjalani prosedur ini sering kali kehilangan pendengarannya di usia tua.
Menyelam secara rutin memang akan membantu seseorang menjadi perenang yang baik. Dinding paru-paru dan perut menjadi lebih elastis, diafragma menjadi lebih tengang.
Namun, peneliti menemukan bahwa orang Bajau memiliki sifat genetik yang lebih khusus.
Secara khusus, orang Bajau memiliki variasi gen PDE10A dan gen BDKRB2.
Gen khusus tersebut bahkan dimiliki oleh kalangan masyarakat Bajau yang tidak melakukan penyelaman; menunjukkan bahwa ini merupakan sifat genetik dan bukan perubahan individu akibat penyelaman seumur hidup.
Lebih jauh lagi, varian genetik yang dimiliki orang Bajau berhubungan dengan sifat lain dari reaksi resesif; vasokonstriksi perifer.
Profil genetik Suku Bajau yang unik memungkinkan mereka untuk lebih mengencangkan bagian-bagian yang tidak penting dalam sistem pembuluh darah.
Intinya, ini berarti lebih sedikit darah yang digunakan di organ luar seperti lengan dan kaki, dan lebih banyak darah yang dikirim ke area vital sepert jantung, paru-paru dan otak, sehingga memungkinkan penyelaman lebih lama.
Analisis DNA mengungkapkan perubahan lain yang merupakan salah satu varian gen paling umum pada populasi Bajau.
Ini adalah gen yang membantu mengontrol kadar hormon yang disebut T4, yang diproduksi oleh kelenjar tiroid.
Hormon T4 meningkatkan laju metabolisme (jumlah energi yang dapat digunakan dalam jangka waktu tertentu), yang dapat melawan kadar oksigen rendah.
Orang suku Bajau juga memiliki limpa yang lebih besar.
Limpa yang lebih besar berarti lebih banyak oksigen saat menyelam.
Semua hal di atas menunjukkan bahwa seleksi alam ikut membentuk masyarakat Bajau untuk bisa menyelam lebih dalam dan lama.
Gaya Hidup Punah
Sayangnya, cara hidup nomaden suku Bajau punah seiring berjalannya waktu.
Banyak faktor yang memicu kepunakan tersebut. Pertama, nomadisme sendiri tidak sesuai dengan negara modern. Mereka dianggap sebagai kelompok marginal yang tidak menikmati hak-hak sipil.
Selain itu, sebagian masyarakat Bajau juga melakukan aktivitas penangkapan ikan yang secara langsung merugikan lingkungan tempat tinggal mereka.
Beberapa penyelam mencampurkan pelet potasium ke dalam botol platik berisi air laut, yang kemudian disemprotkan ke ikan untuk membuat mereka pingsan, sehingga mudah ditangkap.
Aktivitas ini dengan mudah merusak terumbu karang sensitif yang merupakan lingkungan bagi banyak spesies ikan.
Industri penangkapan ikan juga menghabiskan stok ikan di laut. Secara keseluruham perubahan dunia dengan cepat menghapus cara hidup suku Bajau.
Getting to know the Bajau tribe in the Philippines, the 'mermaid' tribe can dive for 5 hours, apparently because of this
- Most people can only hold their breath underwater for a few seconds or a few minutes.
However, a tribe called the Bajau in the Philippines are able to swim and dive at a depth of 79 meters below the surface of the sea for up to 13 minutes.
The tribe is also known as the "mermaid" tribe.
According to the eva.vn article, the abilities of the Bajau people are not just the result of a training process.
The Bajau people have developed special adaptations to a lifestyle associated with the sea.
The Bajo people traditionally live a nomadic life on houseboats. They exploit the rich marine resources around the waters of the Philippines, Malaysia and Indonesia.
During the 20th century, some Bajau people settled on the coast continuing to live a subsistence lifestyle based on their traditional fishing methods.
They take part in hunting and fishing activities for food needs.
On a typical day, the Bajau spend a total of 5 hours underwater, where they have complete control over their environment.
The only equipment they use are handmade wooden goggles and spearguns.
To facilitate a freediving lifestyle, some Bajau people have pierced their eardrums to withstand intense pressure underwater.
Imran Lahassan, a Bajau man, told The Guardian, "You have bleeding from your ears and nose, and you have to lie down for a week because you are dizzy. Then you can dive without pain."
Bajau people who undergo this procedure often lose their hearing in old age.
Diving regularly will indeed help someone become a good swimmer. The walls of the lungs and stomach become more elastic, the diaphragm becomes tenser.
However, researchers discovered that the Bajau people have more special genetic traits.
Specifically, Bajau people have variations of the PDE10A gene and the BDKRB2 gene.
This special gene is even shared by those among the Bajau people who do not dive; suggesting that this is a genetic trait and not an individual change resulting from a lifetime of diving.
Furthermore, the genetic variants that the Bajau people have are associated with other traits of recessive reactions; peripheral vasoconstriction.
The unique genetic profile of the Bajau tribe allows them to further tighten non-essential parts of the vascular system.
In essence, this means less blood is used in external organs such as the arms and legs, and more blood is sent to vital areas such as the heart, lungs and brain, allowing for longer dives.
DNA analysis revealed another change that is one of the most common gene variants in the Bajau population.
This is a gene that helps control levels of a hormone called T4, which is produced by the thyroid gland.
The T4 hormone increases the metabolic rate (the amount of energy that can be used in a given period of time), which can counteract low oxygen levels.
People of the Bajau tribe also have larger spleens.
A larger spleen means more oxygen when diving.
All of the above shows that natural selection helped shape the Bajau people to be able to dive deeper and longer.
Extinct Lifestyle
Unfortunately, the nomadic way of life of the Bajau tribe became extinct over time.
Many factors trigger this extinction. First, nomadism itself is incompatible with the modern state. They are considered a marginalized group who do not enjoy civil rights.
In addition, some Bajau people also engage in fishing activities that directly harm the environment where they live.
Some divers mix potassium pellets in plastic bottles filled with seawater, which they then spray on the fish to stun them, making them easier to catch.
This activity easily damages sensitive coral reefs which are the environment for many fish species.
The fishing industry also depletes fish stocks in the sea. Overall, world changes are rapidly erasing the Bajau way of life.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda🙏🏼