Fenomena Langkah Munculnya Planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Bulan Setiap 18 Tahun Sekali

Fenomena Langkah Munculnya Planet Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Bulan 

Fenomena langka planet sejajar yang terjadi setiap 18-19 tahun sekali, akan kembali terlihat pada 24 Juni 2022 dini hari. Tak tanggung-tanggung, akan ada enam benda langit sekaligus yang akan berkonjungsi dan dapat terlihat di seluruh wilayah Indonesia.

“Pada 20 Juni sampai tanggal 27 Juni, ada delapan hari itu konjungsi sektet. Ada 6 benda langit di sini, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, Saturnus, dan Bulan,” ujar Andi Pangerang, peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Fenomena ini dapat disaksikan dalam rentang waktu 72-24 menit sebelum matahari terbit. “Kan waktu subuh masing-masing wilayah itu berbeda-beda. Jadi disesuaikan, kurang lebih ya sekitar jam 04.30 sampai 05.30,” tambah Andi.

Melansir dari NASA, susunan kemunculan lima planet sejajar dimulai dari Saturnus (tengah malam), kemudian Jupiter dan Mars (dini hari), disusul Venus (fajar), dan terakhir adalah Merkurius (30 hingga 40 menit sebelum matahari terbit).

Kondisi sejajarnya lima planet itu akan kembali terjadi pada 28-29 Juni 2022. Namun dalam periode ini akan terjadi konjungsi sekter. Tidak hanya lima planet yang terlihat, melainkan ditambah dengan Uranus.

Jangan khawatir! Anda tidak perlu alat bantu untuk dapat menikmati fenomena langka ini. Namun, bagi yang tinggal di perkotaan, menurut Andi Pangerang dibutuhkan teleskop kecil berukuran 10 cm untuk dapat mengamati Uranus, karena kondisi langit perkotaan cukup redup akibat polusi.

Fenomena parade langit di mana lima planet terletak sejajar bisa disaksikan dengan mata telanjang akan terjadi besok, Jumat (24/6/2022). Andi Pangerang, Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN mengatakan, kelima planet yang posisinya sejajar besok adalah Jupiter, Mars, Uranus, Venus dan Merkurius. Selain itu, besok bulan juga ada di posisi sejajar dengan kelimanya.

Fenomena Parade Langit ini, kata Andi, bisa disaksikan dengan mata telanjang tanpa menggunakan teleskop bila cuaca cerah.
Foto: NASA/ W. Stenzel (odp-tm)

Sumber:

(Kompas, Tempo)