Tergelincirnya Lidah
Tergelincirnya kaki itu lebih selamat di banding
“tergelincirnya
Saudaraku, seringkali kita tidak menyadari bahwa lidah ini sering “tergelincir” mengucapkan kata-kata yang menyinggung atau bahkan menyakiti hati orang lain sehingga orang lain pun merasa terdzolimi akibat lisan kita.
Oleh karenanya berpikirlah dulu sebelum mengucapkan sesuatu.
Karena sekalinya terucap perkataan tidak bisa ditarik kembali.
Kita tidak pernah tahu, bisa saja ada orang yang sakit hati karena apa yang kita ucapkan, meski tidak disengaja.
Ingatlah ucapan dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus dengan jarum.
Ucapan memang tidak menyakiti fisik, namun menembus ke dalam hati manusia.
Maka janganlah engkau mengucapkan suatu perkataan yang membuatmu harus meminta maaf besok.
Sebaiknya lisan ini kita gunakan untuk mengucapkan hal-hal yang baik, hal bermanfaat, dan bisa menenangkan.
Sebagaimana hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang muslim lainnya dari lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40).
Tidak akan sempurna islam seseorang hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya.
Hal ini tidaklah terrealisasi kecuali dengan selamatnya saudaranya dari kejelekan lisannya dan jeleknya perbuatan tangannya.
Karena hal ini merupakan kewajiban dasar seorang muslim terhadap saudaranya sesama muslim.
Jika saudara seimannya saja tidak bisa selamat dari gangguan lisan dan tangannya, bagaimana mungkin dia bisa melaksanakan kewajibannya terhadap saudaranya sesama muslim?
Selamatnya saudara-saudara
Wallahu a’lam bish-showaab.
✍ Sumber :
👤salmanitb
🌐instagram
🌐muslimah.or.id
•
•
📃Belajar Diam
Belajar melatih diri untuk diam.
Diam jika engkau tidak paham apa yang engkau komentari.
Belajarlah untuk diam.
Diam tidak ikut campur urusan kehidupan orang lain serta diam tidak ingin tahu apapun tentang orang lain yang tidak ada hubungan sama sekali denganmu.
Belajarlah untuk diam.
Itu akan menyehatkan hati serta lisanmu dari segala “kotoran”
Engkau memilih diam untuk tidak ingin tahu aib orang lain
Engkau memilih diam tidak menceritakan keburukan orang lain.
Karena semakin banyak keingin tahuan dirimu terhadap orang lain, akan mengotori hati-mu sebagai seorang muslim.
Belajarlah untuk diam.
Lebih banyak berfikir di banding berbicara.
adalah menandakan akal pikiranmu masih berfungsi dengan baik.
Tidakkah engkau tahu.?
Yang banyak memasukan bani adam ke dalam neraka adalah karena lisan dan kemaluan.
Gunakanlah setiap lafadz dari lisanmu untuk membaca Al-Qur'an, dzikrullah, berdoa dengan doa terindah, mengucapkan tutur kata yang baik.
Itulah lisan penuh kebaikan.
Itulah lisan seorang mukmin.
Itulah lisan dari orang yang berakal,
Akal manusia terletak di ujung lisannya.
Sehingga jika baik lisan seseorang, maka baik jua akal yang ada padanya.
Wallahu Ta'ala A'lam
✍ Sumber :
👤Ummu Dawud Mushlihah
🌐Facebook
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda🙏🏼