Kisah tentang Jatuh Cinta "Sipunduk Merindukan Bulan"
Kisah tentang Jatuh Cinta
TIDAK ada yang akan menolak fakta, bahwa kisah jatuh cinta itu menarik. Apalagi, jika itu adalah kisah jatuh cinta seorang tokoh. Atau, kisah jatuh cinta kepada seorang tokoh. Lebih-lebih, kisah jatuh cinta seorang tokoh kepada tokoh lainnya.
Dan, inilah kisah jatuh cinta yang hendak saya bagikan: Kisah jatuh cinta Ricky Elson, si pembuat mobil listrik, terhadap Dahlan Iskan.
Ricky Elson, tentu saja adalah sosok yang mengedepankan akal sehat dibandingkan perasaan. Dia adalah pemuda yang disebut sebagai seorang teknokrat Indonesia ahli motor listrik. Wikipedia juga menyebut, Ricky memiliki belasan temuan dalam bidang teknologi listrik yang telah dipatenkan.
Namun, Ricky si jenius yang sangat logis itu, akhirnya terbius juga oleh perasaan. Perasaan yang lantas berujung ke satu rasa rasa: Jatuh Cinta.
Kisahnya berawal pada 2008. Saat itu, Ricky sudah beraktifitas di Jepang sebagai seorang ahli motor listrik. Dia telah berada di negeri Sakura itu, sejak 1998. Mengawali dengan kuliah S-1, lalu berlanjut dengan studi lanjutan, lantas menjadi salah satu ahli motor listrik di Jepang.
Pada tahun 2008 itu, Ricky pulang ke kampungnya, di Padang. Dalam satu kesempatan, dia membaca koran lokal di sana, Padang Express. Di situlah, dia menemukan tulisan tentang Dahlan Iskan, berikut fotonya. ''Waktu itu Pak Dahlan belum jadi apa-apa. Saya lupa artiketlnya tentang apa. Tapi, saat itu, entah kenapa saya terkesima dengan nama Dahlan Iskan,'' tutur Ricky.
Pada 2008 itu, Dahlan Iskan memang sebatas dikenal sebagai bos Jawa Pos Group. Namanya waktu itu sering diperbincangkan, antara lain lain karena kisah suksesnya dalam melakukan operasi ganti hati. Dahlan Iskan baru pada 2009 diangkat jadi Direktur Utama PLN. Lalu, jadi Menteri BUMN per 19 Oktober 2011.
Saat membaca tulisan tentang Dahlan Iskan, dan melihat fotonya, Ricky merasa ada satu yang lain. ''Entah mengapa, saat itu kok ada rasa, ini orang akan jadi pemimpin bangsa. Dan, saya akan bekerja bersama beliau,'' paparnya.
Rasa itu menurut Ricky begitu kuat. Saking kuatnya, mengalahkan akal sehat dan logika yang biasa dia kedepankan: Apa dasarnya kok yakin Dahlan Iskan yang sama sekali tidak dia kenal sebelumnya akan jadi pemimpin bangsa? Serta, Ricky akan bisa bekerja bersamanya?
Namun, itulah perasaan. Muncul begitu kuat. Lantas hilang lagi, ketika aktifitas nyata mulai berjalan lagi.
Begitulah. Ricky kembali ke Jepang. Beraktifitas lagi. Berpikir lagi, berkarya lagi. Rasa tentang Dahlan Iskan itu pun tenggelam di tengah kesibukannya.
Akhir tahun 2011, tiba-tiba saja ''tentang Dahlan Iskan'' itu muncul lagi. Begitu saja munculnya. Ceritanya, Ricky pulang kampung lagi. Kali ini, dia pulang untuk berobat, karena sakit. Nah, saat hendak berobat itulah, Joe, salah satu sahabat dekatnya di Padang yang mengantarkan berobat waktu itu berujar. ''Rick, kamu harus bekerjasama dengan Dahaln Iskan.''
Menurut Ricky, tidak ada angin, tidak ada hujan, Joe sahabatnya itu begitu saja menyebut nama Dahlan Iskan. Begitu saja, mengatakan Ricky harus bekerjasama dengn Dahlan Iskan.
Namun, yang begitu saja diucapkan Joe itu, bagi Ricky beda. ''Rasanya kaget, kok tahu-tahu, dia menyebut nama Dahlan Iskan. Lalu, muncullah ingatan saat muncul rasa pertama tentang Dahlan Iskan pada 2008 lalu itu,'' ujar Ricky.
Menurut Ricky, Joe waktu itu juga akan mengupayakan untuk menemukan Ricky dengan Dahlan Iskan. Pada 2011 itu, Dahlan Iskan sudah jadi menteri BUMN. Sementara, Ricky sendiri saat itu juga sudah cukup punya nama. Dia sudah memegang beberapa paten untuk karya motor listrik. Joe tahu, saat itu, sahabatnya, si Ricky Elson itu, sudah memiliki karya dan prestasi yang layak untuk ditemukan dengan Pak Menteri.
Namun, bukan Joe yang lantas menemukan Ricky dengan Dahlan Iskan. Adalah Evan, sahabat Ricky lain, yang berperan langsung menemukan Ricky dengan menteri yang pada awal masa jabatannya itu langsung menjadi buah bibir berkat aksi-aksi fenomenalnya itu. Evan lah yang mengatur jadwal pertemuan Ricky dengan Dahlan Iskan untuk kali pertama. Waktunya, awal April 2012.
''Saya dapat kepastikan jadwal bisa bertemu Pak Dahlan untuk kali pertama sekitar dua hari sebelum hari H. Dua hari sebelum hari H itu, saya nyaris tidak dapat tidur. Saya membayangkan terus rencana pertemuan dengan Pak Dahlan,'' kata Ricky yang tidak malu mengaku,, saat itu seperti seorang yang jatuh cinta, dan menantikan pertemuan pertama dengan sang kekasih.
Hari yang ditunggu pun tiba. Datanglan Rikcy ke lantai 19 Kantor Kementrian BUMN. Dia akan diterima Dahlan Iskan sekitar 30 menit, sesuai dengan waktu yang diberikan Azis, ajudan Dahlan Iskan. Ricky tidak sempat menikmati rasa senangnya bertemu dengan Dahlan Iskan, karena dia sudah langsung kaget dengan penampilan dan gaya menteri yang juga mantan wartawan ini.
Meski sudah mendengar bahwa Dahlan Iskan biasa berpenampilan sederhana, tak urung Rikcy tercengang juga lihat Pak Menteri menemuinya dengan memakai celana hitam kain biasa, baju putih lengan panjang, yang lengannya digulung separo lengan, dengan cara menggulung agak asal-asalan. Dan, sepatu kets, tentu saja.
Melihat cara berpakaian itu Ricky senang, karena menunjukkan dia berhadapan dengan orang yang praktis. Apalagi, dia juga memiliki kesamaaan dalam hal berpakaian: Sama-sama suka pakai kemeja lengan panjang, dengan lengan digulung. Bedanya, gulungan lengan Ricky lebih ke atas, sampai ke siku.
''Beliau mengawali pembicaraan dengan minta maaf, karena meminta Ricky datang jauh-jauh dari Jepang,'' kata Ricky.
Permintaan maaf itu membuat Rikcy makin nyaman. Setelah merasa berhadapan dengan sosok yang praktis dan efisien, kini dia yakin tengah betemu dengan sosok yang rendah hati. ''Saya harusnya yang mau minta maaf, karena sempat terlambat dari jadwal. Tapi, beilau malah minta maaf dulu,'' kata Ricky.
Rikcy makin lebih nyaman dengan Dahlan Iskan, ketika obrolan selanjutnya lebih banyak ke masalah pribadi. ''Pak Dahlan tidak nanya bagaimana motor listrik, apa kemampuan saya. Beliau malah nanya gimana hidup di Jepang, Bagaimana orang Padang kalau merantau. Beliau mengawali dengan perhatian ke kehidupan personal saya. Bukan ke kepentingan beliau,'' katanya.
''Dari stulah .. saya langsung jatuh cinta ke Dahlan Iskan,'' tambah Ricky.
Bahan, sampai pembicaraan berlarut-larut hingga hampir dua jam, Dahlan Iskan sama sekali belum membicarakan soal motor listrik. Ricky lah yang lantas mengawali dengan bertanya:
''Bapak, apakah pertemuan ini merupakan satu instruksi bahwa Bapak memanggil saya untuk pulang ke Indonesia ,'' katanya saat itu.
Suasana saat itu sempat hening sejenak. Namun, benar-benar hanya sejenak. Karena tiba-tiba terdengarlah teriakan keras Dahlan Iskan: ''Bu Purdi ...Bu Purdi!''
Siang itu, Dahlan Iskan memang berteriak-teriak. Dia memanggil sekretarisnya, Purdi, agar masuk ruangan. Begitu jadi menteri, salah satu langkah awal Dahlan Iskan adalah meminta semua sambungan telepon di ruangannya dicabut. Terutama, telepon yang menghubungakn menteri dengan stafnya. Dahlan beralasan, lebih suka berjalan mendatangi stafnya jika perlu sesuatu daripada memanggil lewat telepon, atau membunyikan bel. Atau, kalau tidak, ya berteriak-teriak seperti saat kali pertama menerima Ricky itu.
Akibat teriakan Dahlan Iskan itu, masuklah seorang wanita ke ruang kerja Dahlan Iskan. Dia lah Purdi Aningsih, sekretaris menteri BUMN. Dia sudah jadi sekretaris sejak jaman menteri BUMN sebelumnya, Mustafa Abubakar.
''Bu Purdi mulai April ini, gaji saya sebagai menteri yang menerima Ricky ini. Semuanya,'' katanya.
Purdi yang mulai terbiasa dengan tindakan tidak biasa Dahlan Iskan, saat itu tidak kaget. Ricky Elson lah yang kaget. Super kaget malah.
''Bapak .. .mengapa langsung begitu. Bapak belum tahu saya. Mengapa bapak langsung percaya kepada saya dengan menyerahkan gaji menteri kepada saya,'' tanya Ricky kepada Dahlan Iskan.
Dengan diberi gaji menteri, Rcky merasa Dahlan Iskan begitu percaya kepadanya. ''Bukan soal nilainya. Tapi, bayangkan, gaji beliau sebagai menteri sepenuhnya diserahkan ke saya. Saya benar-benar tersanjung,'' kata Ricky lagi.
Yang pasti, dengan akad penyerahan gaji menteri itu, ''resmi''lah kerja bareng Ricky Elson dan Dahlan Iksan dalam pengembangan mobil listrik. Pemuda berkacamata yang masih kental logat Padangnya itu --meski 14 tahun di Jepang-- tidak perlu lagi bertanya mengapa Dahlan Iskan begitu percaya kepadanya. Yang pasti, dia makin yakin bahwa tidak salah keputusannya untuk memilih bergabung dengan tim Dahlan Iskan.
Ricky mengungkapkan, selain Dahlan Iskan, sebenarnya ada beberapa sosok ''kuat'' lain di Indonesia yang menawari dia untuk bergabung. Ada tokoh partai, ada juga pengusaha nasional. Belum lagi, tawaran dari perusahaan multinasional besar.
Namun, Ricky yakin dan mantap dengan pilihannya bekerja bersama Dahlan Iskan. Semantap keyakinannya yang sudah muncul sejak 2008: Bahwa dia akan bekerja dengan sosok yang akan menjadi pemimpin bangsa.
Sosok yang telah membuat Ricky Elson jatuh cinta. Dia lah Dahlan Iskan. —
Catatan sumber facebook.com/agungpamujo
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan Anda🙏🏼